
Kota pekanbaru merupakan ibukota provinsi Riau yang berdiri sejak 23 Juni 1784 dengan luas wilayah 632,2 km2 dan total jumlah populasi 1.107.327 jiwa. Dengan julukan kota bertuah, kota Pekanbaru berdiri sebagai wilayah melayu dan agama yang diisi dengan mayoritas penduduk beragama muslim.

Sebelum dikenal sebagai Kota Pekanbaru, dulunya nama kota ini disebut sebagai “Senapelan” oleh seorang Batin yang dulunya memimpin wilayah itu. Lalu pada tanggal 9 April 1689, sebuah perjanjian antara Kerajaan Johor dan Belanda (VOC) telah diperbaharui, dimana Belanda dalam perjanjian tersebut diberikan hak lebih luas, baik itu dalam hal pembebasan cukai dan perdagangan, dan juga hak untuk mendirikan kantor (Loji) di petapahan, wilayah yang saat itu sedang maju dan berkembang pesat.
Karena kapal-kapal besar tidak dapat masuk ke Petapahan, maka Senapelan dipilih sebagai titik pemberhentian kapal-kapal Belanda, untuk selanjutnya akan diteruskan ke Petapahan memakai kapal-kapal kecil. Oleh karena itu, daerah Senapelan dan Payung Sekaki mulai menjadi lokasi penumpukan komoditi ekspor bahkan impor seperti emas, timah, kerajinan kayu, hingga hasil hutan.
Seiring berjalannya waktu, kedua wilayah itu mulai menjadi jalur penting arus perdagangan. Didukung wilayah sungai siak yang tenang juga mulai dibukanya jalur perdagangan darat melalui Teratak Buluh, Senapelan mulai menjadi pintu masuk perdagangan yang strategis dan dipertimbangkan.

Perkembangan Senapelan juga tak jauh dari peran Kerajaan Siak Sri Indrapura. Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah yang saat itu menetap di Senapelan, membangun sebuah istana di daerah kampung bukit yang kabarnya berlokasi di sekitar Mesjid Raya, dan berinisiatif membuat sebuah pekan atau pasar, namun tidak berjalan dengan baik. Kemudian, usaha tersebut diturunkan ke putranya, Raja Muda Muhammad Ali. Dengan lokasi pekan yang bergeser ke sekitar pelabuhan Pekanbaru sekarang.
Hingga pada akhirnya, Senapelan resmi didirikan sebagai Kota Pekanbaru pada tanggal 23 Juni 1784 oleh Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah dibawah pemerintahan Sultan Yahya, sekaligus ditetapkan sebagai hari jadi Kota Pekanbaru.